Pages

Saturday 7 December 2013

Takdir Hidupku Part 2



Hemh. .ada satu pelajaran yang tertinggal dari waktu SD. Yaitu saat aku kelas 6, lebih tepatnya saat kelulusan. Saat itu aku diharuskan untuk berpidato di depan teman-teman dan para walinya. Kenapa? Takdir? Ya takdir, karena lulusan terbaik dan nem tertinggi. Aduh, teman-temanku waktu SD dulu pasti ngerti aku ngapain saat itu. Aku dulu adalah orang pendiam dan pemalu. Dan saat disuruh pidato, first time and show to the many audience. Wow..gugupnya minta ampun.. dan apa yang aku lakuin? Berpidato sambil gerak-gerak ga jelas gitu. Dan setelah itu aku belajar bahwa aku tak hanya butuh kepintaran dan perilaku baik saja, tapi aku juga butuh aktualisasi diri. Show yourself to each other. Dan sejak saat itu aku berusaha memperbaiki sikapku itu sedikit demi sedikit.
Masa-masa putih merah sudah terlewati, berganti kemasa-masa putih biru. Masa dimana remaja yang baru lahir dari kandang anak-anak. SMP ku SMPN 1 Bangsal. Ndeso. Haha tapi keren meskipun areanya sekolahnya kecil tapi siswanya menggapai cita-cita yang besar. Trust it. Aku bangga dengan SMPku.
Oke kita mulai mengarungi sungai perjalanan SMPku ( SMPku belakangnya sungai, sering mandi disitu. .wkwk ) SMP, sekolah Menengah pertama. Era between of child and adolesence age. Jadi bingung dong. Waktu SMP pastilah bertemu dengan banyak teman. Dan sebagian teman SDku masih jadi bagian dari itu.
Awal cerita, setelah mengikuti berbagai tes dari SMP akhirnya aku dimasukkan kedalam kelas bilingual yang katanya 2 bahasa dalam mengajar tapi real tidak begitu. Hanya bukunya yang 2 bahasa itupun cuma beberapa mata pelajaran. Dari situ aku belajar bahwa, kita harus menyampaikan hal itu apa adanya tanpa melebih-lebihkan. Dan di kelas itu berkumpul anak-anak yang hebat. Disaat aku merasa hebat SD dulu tapi ternyata ada yang lebih hebat dari aku. Di dunia ini diciptakan manusia, manusia adalah makhluk yang sempurna, semua hebat tapi kehebatan itu tersembunyi dan disaat kita mau berusaha membuktikan kehebatan yang tersembunyi itu, maka muncullah dan juga sebaliknya jika kita malas-malasan maka diri yang hebat ini akan lemah dan kehebatanmu akan terus tersembunyi. Berbagai pengalaman yang sering terjadi waktu SMP membuat diriku enjoy menjalani hidupku saat ini. Berbagai pesan dari guruku terutama Pak Sutris ( guru bahasa jawa ) yang sering memberikan ceramah maupun doa-doa yang membantuku semakin mengenal islam. Bu Endah ( Guru IPS ) membantuku mengasah leadership yang baik. Pak Nur ( Guru Komputer ) yang membantuku belajar IT. Pak Rizal ( Guru Conversation ) yang mengajarkanku english yang baik. Bu Nanik ( Guru Matematika ) yang sering perhatian padaku dan mengajarkanku matematika. Dan guru-guruku yang lain yang telah membangunku. Terima kasih banyak.
Kembali ke problem sikapku yang sering gugup, ada satu cerita yang paling aku kenang. Yaitu saat membaca puisi di depan kelas, pelajaran BI ( Bu Utami ). Aku membaca puisi dan seperti biasa aku gugup, tangan bergetar hingga kertas puisiku jatuh, dan berulang. Wkwk. Malu banget. Aku tetap berusaha menghilang kegugupanku itu. Dan akhirnya aku mengikuti berbagai ekskul di SMPku. Dari OSIS, Pramuka, Sepak bola dan karate. Tujuannya agar aku bisa mengasah leadership dan characterku ini biar terbangun dan ga gugup lagi. Lebih berbaur dengan teman-teman berbagai tipe, dari yang rajin suka baca buku, yang alim suka ke mushola,yang maen aja sukanya nge game online,  yang suka seni kerjanya nge band sampe yang nakal suka tawuran dan ngerokok. Aku berbaur dengan mereka semua tapi dengan satu prinsip yaitu jika mereka melakukan hal buruk dan itu dampaknya buruk aku ga ngikut-ngikut. Tapi sesekali boleh lah. .haha
Oke pertama dari berbagai temanku itu. Yang rajin suka baca buku, belajar dll. Dari mereka aku belajar bahwa dalam mencapai kesuksesan dalam belajar tidak ada hal yang instan seperti mie goreng. Mempersiapkan lebih awal lebih baik daripada kelabakan di akhir. Kemudian dari temen yang Alim, aku belajar bahwa iman tak hanya di mulut saja. Tapi iman ditetapkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dientrepetasikan dalam perbuatan. Ikut mengaji dengan mereka dan memang membuat tenang. Lalu yang suka ngegame, aku belajar bahwa hidup sebagai seorang pelajar tak harus melulu belajar, tapi ada kalanya kita harus menyenangkan diri, membuat diri kita nyaman dan membuat otak kita relax. Dari temen yang ngeband, aku belajar bahwa seni itu indah. Dan bernyanyi adalah salah cara menghilangkan stres, dan dari situlah aku bisa belajar keyboard. Kemudian yang nakal, ada waktu dimana diri kita dikuasai oleh nafsu negatif. Dan salah satunya mereka, apa itu takdir mereka? Aku belajar bahwa, lingkungan juga mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Dan kenapa aku berteman dengan mereka? Karena aku ingin tau apa penyebab mereka seperti itu? Dan kebanyakan mereka tidak diperhatikan oleh orang tua. Jadi pelampiasannya ya ngerokok, ada bahkan yang minum miras, berantem dll. Mungkin untuk merubah mereka sangat sulit tapi setidaknya yang aku lakukan hanyalah sebatas mengingatkan. Yang penting diriku tidak masuk ke dalam hal negatif itu.
Selanjutnya, ekskul yang aku ikuti. Pramuka, asyik. Bisa jalan-jalan kegunung buat tenda, njelajah dan hal menarik lainnya.  Dari pramuka aku belajar banyak dari pembinaku yang gonta-ganti tapi yang kuingat ( Kak Mu’i ). Aku belajar kekompakan, kerjasama, berbagi, mencintai alam dan kepemimpinan. Dan syukur menjadi anggota dewan penggalang serta meraih juara perkemahan. Lalu, ekskul sepak bola. Namanya juga sepak bola, olahraga yang paling aku suka. Jadi ya pasti ikut. Disitu aku bertemu dengan teman-teman yang hebat dalam bermain bola. Namun seperti yang dulu, aku diperbolehkan orang tuaku hanya sebatas ikut. Ya gapapa lah. Kemudian ekskul karate, aku baru dengar itu waktu SMP. Katanya sih buat bela diri. Ya akhirnya aku ikut aja, buat jaga-jaga sapa tau ada yang macem-macem. Dan ternyata asyik juga. Dari situ aku belajar bahwa, kekuatan fisik dibutuhkan juga selain kekuatan pikiran. Dan didalam tubuh yang sehat pasti ada jiwa yang kuat. Jadi selain bisa membela diri aku juga bisa membuat badanku tetap bugar. Tapi sayangnya ekskul karate Cuma 1 tahun lebih, gatau kenapa dihapus. Sedih banget.ekskul yang terakhir OSIS. Ikut OSIS, wih keren katanya, tapi biasa aja sih. Haha. OSIS merupakan wadah siswa dan penyambung antara siswa dan guru. Dulu aku seksi B, pokoknya tentang pendidikan pancasila dan bernegara gitu. Di OSIS aku bertemu dengan orang-orang memiliki jiwa kepemimpinan yang mantap. Aku belajar hal itu. Di OSIS juga diajarkan bagaimana cara memanager suatu acara ( meskipun di SMP masih dibantu guru ) tapi itu sangat berguna. Aku senang berada di lingkungan seperti ini, aku bisa belajar banyak dan membangun caracter ku.
Saat SMP juga aku belajar arti takdir kebutuhan. Apa itu? Allah akan memberikan apa yang kita minta jika memang itu dibutuhkan oleh kita dan memang baik untuk kita. Jadi waktu SMP, aku minta HP ke ayahku tapi tidak dikasih. Setelah itu ada olimpiade matematika berhadiah HP, dan alhamdulillah aku berhasil dapat juara dan dapat HP baru. Haha
Lalu, setelah lulus SMP aku ingin SMA beasiswa Sampoerna. Tes pertama lolos, alhamdulillah cita-cita membahagiakan orang tua mulai terwujud dalam hatiku. Tes kedua tidak lolos. Lha, Allah berkehendak lain. Mungkin SMA beasiswa itu tidak baik bagiku dan ada cara lain yang dipersiapkan Allah untukku membahagiakan orang tuaku. Jadi jangan salahkan kegagalan, jadikan pelajaran. Jangan salahkan takdir Allah, jadikan ketaqwaan.
Kehidupan remaja SMP yang baru baligh, tak lepas dari C I N T A. Ya gitu lah. Tapi masih cinta monyet, tapi monyetnya lebih besar. Haha. Dan di SMP lah aku menemukan perempuan yang aku suka. First love bahasa kerennya. Haha. Dia temenku sekelas, namanya rahasia. Itu dari kelas 1 SMP, wow masih kecil udah suka cewek. Tapi aku ga berani ngungkapinnya, aku pendam rasa suka itu hingga aku naik kelas 2 SMP. Tapi saat aku kelas 2 SMP, aku beranggapan dia gasuka denganku. Kemudian cerita lain datang, waktu aku jadi panitia MOS, adik kelasku minta nomerku. Dan ternyata aku malah dikenalin sama kakak sepupunya. Dan dimulai lah awal kenalan dan lain-lain. Aku tau namanya, alamatnya dll. Namanya  Si A aja deh. Rumahnya di Surabaya. Dan sekolahnya di Petra. Mulai smsan,telponan, dengerin musik bareng dll. Tapi ga pernah ketemu ( Dunia Maya ) cuma bisa lihat foto di friendster dan kirim” MMS, mau ketemu sih tapi jaraknya. Dan awalnya aku gatau kalau dia Noni ( Non Islam ). Tapi setelah dia cerita bahwa dia Noni aku kaget awalnya dan seterusnya aku nanya tentang keluarganya dll. Dan akhirnya kita lose contact. Dari situ aku belajar bahwa dalam memilih istri nantinya yang pertama adalah agamanya.
Cerita yang kedua, masih tentang cinta-cinta monyet. Temenku sekelas menyukaiku. Namanya si B. Aku taunya dari temenku. Dan karena namanya masih baru baligh, suka hal-hal seperti itu aku mulai perhatiin dia. Ternyata dia sahabat dari first love ku tadi. Aku tidak memikirkan hal itu. Aku pun pacaran sama dia. Awalnya dari Mxit. Tapi karena aku memang masih suka yang first love tadi jadi ya setengah-setengah. Maafkan aku ya,,maaf. Dari situ aku belajar bahwa mencintai seseorang jangan dijadikan alat untuk pelampiasan. Harus tulus. Dan dari situ malah situasi semakin sulit, ternyata first love ku itu juga menyukaiku. Aduh mati aku. Dari situlah awal berbelitnya cerita. Mereka yang awalnya bersahabat menjadi berjauhan. Dan situasiku malah sulit disisi kiri aku masih berhubungan dengan si B dan sisi kanan first love ku ternyata suka padaku. Galau deh. .haha
Dan akhirnya aku memutuskan Si B. Dengan pertimbangan bahwa daripada aku menyakiti dia karena sejak awal memang aku belum tulus. Dan untuk si first love awalnya aku mencoba mendekati dia dan kita dekat tapi karena memang ada hal yang lebih penting maka aku memutuskan untuk tidak mendekati kedua. Aku mengajak ngobrol mereka satu persatu, disitu aku mengakhiri cerita pelik itu. Dan dengan berjalannya waktu merekapun kembali bersahabat. Aku senang dan bahagia. Aku belajar satu hal dari kejadian ini bahwa cinta tak dapat dipaksakan dan persahabatan itu lebih penting. Karena sahabat kita bisa berbagi apapun tapi kalau pacar apapun kita bisa bagi. Think again.
Setelah kejadian itu, aku bertemu lagi dengan seseorang. Kakak kelasku. Sebut saja si C. Kita dekat. Pernah makan eskrim bareng. Haha. Tapi kok kakak kelas ya? Tua dong. Tapi itu Cuma sebentar. Karena kita lost contact sejak dia lulus SMP. Dari yang bentar ini aku belajar bahwa dalam cinta tak pandang usia, meski berapapun rentang waktu kalian nantinya jalani saja karena jodoh dari Allah kita tidak tahu jodoh kita lebih tua atau lebih muda dari kita yang penting kita bisa nyaman dengan orang tersebut.
Setelah mbak cantik. Aku dikenalkan oleh temenku dengan anak pesantren. Dalam pikiranku wah ini calon yang baik. Agama oke wajah oke kerudung oke. Haha. Oh iya, namanya si D deh. Haha Dan disitulah kita mulai komunikasi. Karena pesantren jadi aturannya ketat. Jadi cara berkomunikasi lewat surat-menyurat. Kembali ke masa jadul. Jadi setiap kali pulang sekolah aku mengambil surat dari dia dan paginya aku kasih balah. Di batu belakang warung deket sekolahku. .haha lucu banget. Mengenal satu sama lain. Tapi aku merasa lebih baik dijadikan sahabat curhat. Lebih oke. .;-) dari dia aku lebih belajar tentang agama islam dan cinta tak harus memiliki.
Inilah cerita singkat hidupku semasa SMP. .setidaknya bisa jadi pelajaran buat kalian yang membacanya. .:-)
Bersambung. . .

0 comments:

Post a Comment