Hidup. Hidup.
Hidup. Bumi.bumi.bumi. dunia fana ini membuat diriku akan sadar adanya Allah
SWT yang telah menggariskan baik dan buruknya kejadian yang menimpaku . Alam
roh dimana aku dan Allah membuat perjanjian dan aku pun tak tahu apa itu?
Tapi setidaknya
aku tahu setelah aku terlahir didunia ini bahwa aku punya Allah SWT, punya
kedua orang tua yang telah dipersiapkan untukku dan pastinya yang terbaik
untukku karena aku tak dapat memilih dari rahim mana aku dilahirkan dan dengan
orang tua mana aku tinggal. Pasti kedua orang tuaku sekarang adalah orang yang
terbaik untuk mengasuhku, membimbingku dan memberikan pelajaran bagiku yang
berguna kelak untuk hidupku di dunia dan akhirat.
Bicara soal
dunia dan akhirat, tidak terlepas dari takdir Allah nantinya padaku. Aku tau
takdir ada yang bisa dirubah tergantung kita dan ada yang memang udah
ditetapkan. * inget-inget pelajaran SD. Dan aku percaya akan hal itu. Ada yang
baik bagiku untuk membuatku semakin bersyukur kepada Allah ada yang jelek
sebagai bahan instropeksi diri dan memicu untukku lebih dekat kepada Allah. Aku
senang ditakdirkan dengan berbagai tipe manusia yang mengelilingiku, yah tapi
aku tak bisa menghitung semua manusia itu. Mungkin ribuan. .haha alay. Tapi
apakah mereka memang ditakdirkan untuk bertemu denganku? Buat apa coba?
Namun sedikit
demi sedikit, seiring berjalannya waktu. Semakin tumbuh diriku yang kurus ini.
Aku tahu memang ada maksud dari semua ini. Flash back dari aku kecil.

Beranjak
dewasa. Aku mulai ingin adik karena dulu dalam pikiranku bosen dirumah sendiri.
Dan akhirnya ada adik. Dulu tak berpikir adik datang dari mana. Haha. Kenapa
ada adik? Mungkin Allah ingin menceriakan hariku dan keluargaku dengan
bertambahnya satu personil lagi. Dan membuatku belajar satu hal yaitu berbagi
dan menyayangi saudara ( 2 hal ternyata. .haha )
Lalu entah
kenapa aku pengen punya adik lagi. .haha. .biar tambah rame. Tapi Allah
berkehendak lain. Ibu sempat hamil 2 kali namun keduanya tidak berakhir dengan
bahagia. Kenapa? Takdir? Ya memang itu takdir. Tapi apa secepat itu? Kenapa
Allah begitu jahatnya mengambil adikku? Tapi aku mulai sadar kenapa Allah
mentakdirkan seperti itu. Mungkin Allah sedang menguji ketaqwaan
keluargaku.apakah setelah adikku tiada, keluargaku termasuk aku masih mau
bertawakal kepadaNya? Dan aku belajar 2 hal lagi, yaitu kematian itu pasti tapi
hanya Allah yang tau dan ikhlas menerima keadaan yang membuat kita sebenernya itu
berat untuk meninggalkannya.
Kemudian
sekolah. .apa gunanya? Takdir juga? Ya memang takdir, karena takdir kita adalah
untuk menjadi khalifah di muka bumi. Tapi apa jadi pemimpin itu adalah orang
yang tidak berilmu? Yang tidak tau apa-apa? Makanya kita harus sekolah. Belajar
dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Itu lah takdir kita sebagai manusia.
Awal belajarku
adalah playgroup. Ya sebenernya semacam sekolah untuk kita bermain dan tau
potensi awal kita. Disitu aku mempelajari sesuatu bahwa orang tua memang
menemani kita tapi ada saatnya kita harus mandiri. Dari situ aku belajar
mandiri sebagai anak 5 tahun yang masih polos disuruh sekolah tanpa ditemani
ibu. Awalnya aku menangis tidak mau ditinggal, harus ditemani dan bla bla bla.
Namun begitu aku tau kenapa? Aku pun sadar bahwa memang ada waktunya ibu
meninggalkanku saat itu.
Lanjut ke TK
atau taman nak kanak. .disitu aku tumbuh semakin besar dan bertemu dengan
banyak teman. Di TK lah awal aku mendapatkan sahabat. Namanya Fushul. Aku dan
dia sering main bareng dan ibu kita juga akrab. Namun saat naik ke TK B dia
pindah ke Sumatra. Kenapa? Takdir lagi? Ya memang takdir. Disitu aku belajar 2
hal lagi, bahwa aku tak hidup sendiri, ada teman yang akan membantuku,
bersenang-senang bareng dan hal asyik lain tapi saat dia udah pergi aku belajar
bahwa persahabatan yang baik bukan seberapa lama aku bersamanya tapi
persahabatan yang baik adalah saat aku memberikan kesan yang baik saat awal
kita bertemu maupun saat salah satu dari kita pergi.

Di SD pula aku
menemukan bakatku yaitu menggambar dan sepak bola. Karena aku suka nonton anime
di TV jadi aku suka gambar dan juga Bu Rukti ( guruku kelas 5 ) yang
membimbingku untuk menggambar. Terima kasih Bu. Dan situ aku mulai ikut lomba
ke kabupaten dan alhamdulillah dapet juara meskipun ga juara 1. Tapi itu sudah cukup
membuatku bahagia. Untuk sepak bola, memang itu olahraga yang paling aku suka. Disitu
yang membimbingku yaitu guru olahragaku ( Pak Putut ). Dia mengarahkanku, dan
beliau mendapatkan posisi yang pas buatku yaitu striker. Memang menyenangkan. Dan beliau menyarankanku untuk
ikut club bola. Namun apa daya, orang tua ku tidak mengizinkan untuk itu. Aku harus
terima itu. Meskipun sudah aku buktikan dengan ikut turnamen bola dan
memenangkannya namun orang tuaku tak bergeming. Dari kedua bakatku itu aku
belajar, bahwa setiap orang mempunyai bakatnya masing-masing. Dan itu
didapatkan ketika kita enjoy dan menyukai hal itu. Dan itu semua adalah takdir.
Aku juga belajar bahwa orang tua tidak akan menjebloskan kita ke hal negatif,
tapi mereka mengerti apa yang terbaik bagi kita. Aku tidak menyalahkan mereka
yang tidak mengikutkanku ke dalam club bola karena aku tahu bahwa mereka tau
apa yang terbaik bagiku.
Di SD pula awal adanya rasa suka terhadap lawan jenis. Katanya sih
cinta monyet itu. Melihat teman-teman cowok dan cewek bersama dan itulah
pacaran katanya. Itulah awal mengenal kata itu. Tapi saat SD aku belum punya
rasa-rasa seperti itu, dalam pikiranku Cuma main. Haha. Maen PS apalagi. tapi
aku tau ada cewek yang suka denganku, sampe ngasih hadiah. Dan aku biasa aja. Maaf
ya miss x. Dari situ aku belajar bahwa, setiap orang memang diciptakan untuk
berpasang-pasangan dengan sejenisnya ( sesama manusia dan lawan jenis ). Tapi ada
waktunya hal-hal itu terjadi. Yang penting jangan Maho atau lesbi. Cacat itu. .
Cukup sekian
perjalanan selama 12 tahun diriku.
Bersambung...........
0 comments:
Post a Comment